Info Teluk Kepayang – Bicara tentang sejarah pembangunan di Kalimantan Selatan, nama Banjarbaru tak bisa dilepaskan dari catatan panjang proyek Mekatani. Proyek ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan bagian dari strategi besar pemerintah pusat pada masanya untuk mengangkat potensi wilayah Banjarbaru menjadi salah satu pusat pertumbuhan baru di Kalimantan.
Banjarbaru dalam Pandangan Pemerintah Pusat
Sejak era 1960-an hingga 1980-an, Banjarbaru sudah mendapat perhatian khusus pemerintah pusat. Kota ini dinilai strategis karena letaknya yang berada di jalur tengah Kalimantan Selatan, dekat dengan pusat administratif Banjarmasin namun memiliki lahan luas dan relatif bebas banjir.
Proyek Mekatani hadir sebagai salah satu program unggulan yang digagas pusat untuk mendongkrak sektor pertanian modern. Pemerintah kala itu menilai Banjarbaru punya potensi besar menjadi lumbung pangan, sekaligus kawasan percontohan pengembangan teknologi pertanian di Kalimantan.
Mekatani: Sebuah Proyek Ambisius
Mekatani adalah singkatan dari Mekanisme dan Teknologi Pertanian. Program ini diperkenalkan dengan tujuan mendorong modernisasi alat, sistem, serta cara bertani masyarakat. Dalam pelaksanaannya, proyek ini membawa banyak peralatan canggih dari Jawa bahkan luar negeri untuk diuji coba di Banjarbaru.
Lahan pertanian di Banjarbaru dijadikan pilot project. Mulai dari percobaan varietas padi unggul, penggunaan traktor tangan dan mesin pengolah tanah, hingga teknik irigasi sederhana yang kala itu masih dianggap baru.
Proyek ini bahkan sempat dilirik sebagai proyek strategis yang bisa dijadikan model untuk daerah lain di Kalimantan.
Dukungan Infrastruktur dan Kelembagaan
Untuk mendukung keberhasilan Mekatani, pemerintah pusat mendirikan sejumlah fasilitas riset dan uji coba. Beberapa balai penelitian pertanian, perkebunan, hingga kehutanan pun mulai ditempatkan di Banjarbaru. Kehadiran lembaga-lembaga ini membuat kota tersebut semakin identik sebagai pusat penelitian dan pengembangan.
Tak hanya itu, Mekatani juga memberi dampak pada pembangunan infrastruktur dasar. Jalan, jaringan listrik, hingga akses transportasi diperkuat agar mendukung mobilitas hasil pertanian. Hal ini pula yang membuat Banjarbaru semakin berkembang dan dilirik untuk menjadi kota administratif baru.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Meski berjalan dengan berbagai tantangan, proyek Mekatani berhasil membawa perubahan dalam pola pikir petani. Mereka mulai mengenal sistem pertanian yang lebih efisien dan terbuka dengan inovasi. Banjarbaru pun mulai tumbuh sebagai pusat kegiatan ekonomi baru, tidak hanya mengandalkan sektor perdagangan, tetapi juga riset dan pengembangan pertanian.
Program ini memberi dorongan besar bagi generasi muda saat itu untuk terjun ke sektor pertanian modern. Dampak lainnya, Banjarbaru kian sering menjadi tuan rumah kunjungan pejabat tinggi negara yang ingin melihat langsung perkembangan proyek Mekatani.
Banjarbaru, Kota yang Terus Berkembang
Riwayat proyek Mekatani menjadi salah satu alasan mengapa Banjarbaru kini berkembang pesat. Selain menjadi pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan sejak 2017, Banjarbaru juga identik sebagai kota pendidikan, riset, sekaligus penyangga utama perekonomian daerah.
Meski proyek Mekatani tak lagi berjalan dengan gaung besar seperti masa lalu, warisan dan dampaknya masih terasa. Banjarbaru tetap menjadi kota yang dilirik pemerintah pusat, baik untuk pembangunan infrastruktur, sektor pendidikan, hingga rencana strategis Kalimantan sebagai lumbung pangan nasional.
Jejak Sejarah yang Tak Boleh Terlupakan
Bagi warga Banjarbaru, Mekatani bukan sekadar nama proyek, tetapi bagian dari perjalanan panjang kota. Ia menjadi saksi bagaimana Banjarbaru sejak dulu sudah masuk radar strategis nasional. Jejak itu masih melekat hingga kini, ketika Banjarbaru terus didorong menjadi kota modern dan berdaya saing tinggi.
